--------- Penjelajah Ulung --------- by Sindi Ifan (El Revisor Tendencia)

Penjelajah Ulung! Its a Trend Reviewer Blogsite (Share & Learn). Let's Be Yourself with New Perspective! :)



Warnet PM Malabar



Warnet PM
Bagi beberapa orang, liburan dapat dilakukan dengan berbagai cara masing-masing tergantung kebutuhan orang tersebut.  Ada yang puas jika sudah melakukan perjalanan panjang ke luar kota, namun ada yang sudah puas dengan bermain seharian di depan komputer seperti bermain games di warnet. Remaja-remaja Bogor tergolong sering bermain di warnet pada waktu luangnya. Terbukti dari sepanjang warnet yang ada di Malabar selalu dalam kondisi ramai bahkan pada hari kerja. Kebutuhan akan games memang seakan menjadi kebutuhan tersendiri untuk menghilangkan penat bagi mereka. Salah satu penyedia game komputer adalah warnet. Warnet ini masih terus berkembang hingga kini karena selain harganya yang sangat terjangkau untuk semua kalangan, warnet juga mampu menawarkan permainan games secara online dan LAN. Bisnis seperti ini dlilirik oleh salah satu pendiri warnet di kawasan jalan Malabar yaitu bernama Warnet PM. Dari segi lokasi, kawasan Malabar merupakan kawasan yang dekat dengan lingkungan sekolah dan kampus sehingga potensi bisnis warnet jelas cukup besar.

Warnet PM adalah salah satu warnet yang tergolong baru di area Malabar. Warnet berkapasitas 14 komputer ini merupakan warnet yang lebih melayani penggunaan untuk game online seperti Dota, Warcraft, CS, PB sampai hanya penggunaan internetnya saja. Walaupun baru, namun pelanggan dari warnet ini sudah tergolong banyak. Mayoritas pengunjung dari warnet ini dapat dibagi menjadi dua sesi yaitu pada siang hari yang lebih kepada remaja dan anak sekolah sementara pada malam hari lebih kepada konsumen dewasa dan anak kuliah. Mengenai biaya dari perjamnya, warnet ini mematok harga 3000 per jam. Harga ini tergolong cukup murah dibanding warnet-warnet lain yang sudah mematok harga  4000 per jam. Sehingga wajar jika sudah banyak pelanggan yang loyal untuk bermain di warnet PM karena harganya yang masih minim dan cukup strategis walaupun menurut penuturan dari operator warnet, dirinya bersama manajemen warnet tidak melakukan promosi gencar seperti penyebaran brosur dan lain-lain.
Operator warnet PM, Fadel

Konsumen warnet PM

Untuk lebih mengenal bagaimana warnet PM melayani pelanggannya sejauh ini, saya mencoba untuk langsung datang dan meminta izin pada operator warnet untuk diwawancarai. Selain itu, saya juga ingin mengetahui tanggapan beliau atas keadaan kota Bogor saat ini. Beliau bernama Fadel, seorang operator warnet yang telah bekerja sejak awal pembukaan warnet hingga sekarang. Saat itu, saya disambut cukup terbuka oleh Bapak Fadel. Ketika saya bertanya mengenai pelayanan di tempat tersebut, Bapak Fadel menjawab setiap pertanyaan dengan baik. Beliau juga tak segan mengomentari permasalahan yang sering terjadi di kawasannya yaitu masalah ketentraman karena pada daerah tersebut seringkali terjadi tawuran anak sekolah yang membuat warga sekitar kurang nyaman. Namun, beliau sejauh ini tetap mencintai pekerjaan dan lingkungannya karena sudah telanjur betah.
            
Yuk kita melihat lebih jauh tentang tempat ini beserta profilenya :

Warnet PM Malabar
Jl. Malabar Ujung no.81 (dekat Deka Net) - Bogor

Operasional
Senin – Minggu : 09:00 - 22.00
Fasilitas : Toilet, Parkir
Mayoritas Pengunjung  : Anak-anak/remaja (siang hari) &
dewasa (malam hari) lingkungan sekitar daerah Malabar
Kapasitas : 14 orang
Jumlah Karyawan : 3 orang
Demand by Hours & Day : Paling ramai pada siang jam 2-4 dan malam hari 7-9 weekdays maupun weekend

Overall
Harga yang terjangkau, Komputer dan Internet yang menunjang
Rating konsumen : 8 dari 10


Bagi kalian yang sedang bosen, suntuk dan ingin refreshing dengan cara yang mudah nan murah tidak ada salahnya anda bisa segera ke warnet PM. Terutama bagi kalian yang berada di sekitaran Malabar belakang kampus IPB. Dengan harga yang terbilang murah, anda akan mendapatkan pengalaman bermain games online sama seperti warnet lainnya. Have a nice trip guys!


Sekian :)

Follow Instagram & Twitter

@Ifanjr

#bogorleisureproject
#gobogor

Terima kasih telah menyimak cerita tentang hasil observasi kami di kota Bogor

Tunggu post saya selanjutnya hanya di


Sumber Karya Indah (SKI)


    Sumber Karya Indah (SKI), rasanya memang sudah banyak orang yang mengetahui tempat wisata satu ini. Berdiri sejak 23 Februari 2002, SKI telah menjadi suatu pusat perbelanjaan tas dan sepatu andalan. Berlokasi di Raya Katulampa no.6 Tajur, saya rasa lokasi ini cukup strategis dan mudah dijangkau dari pusat kota sehingga warga Bogor maupun luar Bogor yang ingin mengunjunginya tidak mengalami kebingungan dari segi akses. Kejelasan dari signage yang ada dipinggir jalan Pajajaran membuatnya mudah ditemukan bagi orang awam sekalipun.


Hampir semua warga Bogor saya rasa sudah mengetahui tempat wisata bertajuk “one stop shopping entertainment” dimana SKI tidak hanya menghadirkan pusat belanja lengkap di Bogor namun juga menghadirkan fasilitas yang membuat keluarga nyaman berada disitu. Sambil sang ibu berbelanja, anak-anaknya dapat berkeliling untuk berwisata di sekitar area SKI. Mulai dari waterpark, rumah bermain, restoran, booth kuliner hingga berbagai fasilitas menarik lainnya. Bahkan kini justru pengunjung berdatangan bukan dari warga Bogor saja melainkan dari luar kota di luar pulau Jawa seperti Sumatera dan Kalimantan. Untuk lebih mengenal bagaimana manajemen pusat perbelanjaan unik Bogor ini, saya mencoba melakukan contact untuk mengetahui bagaimana manajemen dari store ini dan rencana kedepannya. Selain itu, saya juga ingin mengetahui tanggapan beliau atas keadaan kota Bogor saat ini.

Saya mewawancarai beliau sesaat setelah mengurus pembukaan outletnya pada pagi hari. Sebelumnya kami memang telah mengadakan appointment untuk bertemu karena manager dari store SKI ini yaitu Bapak Agus Salim dan Bapak Andri cukup sibuk. Selain itu, Bapak Agus Salim sehari-harinya memang berdomisili diluar Bogor tepatnya di Bekasi sehingga beliau biasanya berkunjung ke store SKI hanya pada hari Rabu dan Jumat. Pada saat wawancara, saya lebih banyak mewawancarai Bapak Andri karena beliau yang sehari-hari berada di store dan lebih menangani dari segi keluar masuk barang. Saat itu, saya disambut sangat welcome dan cukup terbuka. Ketika saya bertanya, Bapak Andri menjawab setiap pertanyaan yang diajukan dengan baik walaupun beliau masih sambil mengawasi kinerja dan absensi karyawan sebelum outlet benar-benar buka. Jawaban dari beliau cukup menarik untuk disimak karena beliau bersedia untuk membagi pengalamannya dalam menangani storenya sehari-hari di kota Bogor dan mau untuk berkomentar lebih jauh tentang harapan serta saran atas fasilitas-fasilitas di kota Bogor yang dirasa masih kurang baik. Apalagi memang industri tas saat ini mengalami banyak penurunan akibat bermunculannya berbagai kompetitor baik dalam negeri maupun produk luar yang terkesan lebih branded.







Saya tertarik untuk mengetahui bagaimana keseharian disini dengan menanyakan siapa saja mayoritas pengunjung disini. “Ya memang mayoritas pengunjung kita itu dari kalangan keluarga ya apalagi untuk weekend itu hampir dipastikan 90% itu datang bersama keluarganya karena disini kan selain tas banyak yang lainnya jadinya anak-anak dan bapaknya bisa juga refreshing disini. Tidak hanya untuk ibu berbelanja tas saja. Kalo hari biasa sih bisa jadi orang-orang yang memang libur di hari biasa dan pengen keluar dari rutinitas. Kadang ada yang dari kantor di Bogor, kesini istirahat terus main disini. Bisa juga dari seminar-seminar atau organsasi, mereka rombongan kesini. Untuk yang paling ramai disini tuh pada saat musim liburan dan hari raya seperti Lebaran. Weekend cukup ramai pada jam makan siang hingga sore hari.”jawabnya.

            Yuk kita melihat lebih jauh tentang tempat ini beserta profilenya :

SKI (Sumber Karya Indah)
Jl. Raya Katulampa no.6 - Bogor
+62 251 839 0514 / +62 251 835 3685

Operasional
Senin – Jumat : 08:00 - 18:00
Sabtu – Minggu : 08:00 - 19.00
Fasilitas : Waterpark, Wisata Bermain, Kuliner Spot, Musholla, Restoran, Taman
Kapasitas : +-1000 orang
Jumlah Karyawan : +- 50 orang

Overall
Mengenai harga, sangat variatif. Mulai dari harga produk hingga wisata-wisatanya
Namun untuk harganya jelas sangat kompetitif dibanding yang lain
Rating konsumen : 7 dari 10



Yuk mari kita dukung wisata-wisata lokal dan mendukung produk-produk dalam negeri karena sebagian besar produk yang dihadirkan di SKI adalah produk lokal bahkan diantaranya asli produk Tajur sehingga dengan mengunjungi dan membeli produk SKI. Kita akan turut membantu produk lokal makin berjaya di negara sendiri. Saya yakin anda mau untuk mengunjunginya jika datang menghabiskan waktu anda di kota Bogor. Have a nice trip guys!


Sekian :)

Follow Instagram & Twitter

@Ifanjr

#bogorleisureproject
#gobogor

Terima kasih telah menyimak cerita tentang hasil observasi kami di kota Bogor

Tunggu post saya selanjutnya hanya di


Resto Riung Gili-Gili Bogor



Gerbang Depan
Bogor, ketika kita sudah memikirkan hal-hal yang menarik di Bogor adalah hal-hal yang berhubungan dengan wisata alam, sejarah, botani hingga warisan kulinernya yang kaya. Kota yang perlahan mulai menggeser paradigma bahwa liburan kini tidak perlu jauh-jauh khususnya bagi warga DKI Jakarta. Kini kota ini mulai berkembang menjadikan ikon destinasi cukup membanggakan bagi provinsi Jawa Barat karena kekayaan potensi yang dimilikinya. Hal yang perlu menjadi sorotan warga Jakarta saat berkunjung ke kota Bogor adalah dunia kuliner yang seperti tidak ada habisnya. Selalu ada yang baru dan baru hingga membuat masyarakat di luar Bogor ingin secara rutin mengunjungi Bogor setiap liburan. Salah satu kuliner Bogor yang menyajikan makanan khas kota Bogor khususnya makanan khas Sunda adalah Resto Riung Gili-Gili yang berlokasi di jantung kota yaitu Jalan Pajajaran no.69.

Resto Gili-Gili yang bertagline “Restoran Sunda, Cocok untuk Keluarga” merupakan salah satu ikon kuliner Bogor yang dapat merepresentasikan bagaimana masakan khas Sunda sebenarnya. Namun jangan salah, resto ini juga menyajikan beragam sajian lainnya untuk memanjakan konsumennya yang pada saat weekend memang berasal dari Jakarta. Mulai dari makanan khas Indonesia hingga yang berhubungan dengan seafood dihadirkan disini. 

Apalagi dengan suasana dan fasilitas yang sangat mendukung untuk memanjakan liburan anda. Tidak tanggung-tanggung, konsep yang dibangun adalah restoran yang menjadi teman acara-acara anda. Hal ini terbukti dari fasilitas yang diprovide, mulai dari ruang meeting, ruang aula serbaguna, saung, playground, panggung band. Cukup jarang untuk menemukan resto yang dapat memprovide fasilitas selengkap itu. Namun, Gili-Gili memang jelas berbeda dengan yang lainnya. Mungkin pembeda tersebut memang sengaja dibentuk oleh sang nahkoda sekaligus pencetus pembentukan restoran Gili-Gili yaitu Ibu Uchi. Untuk itu saya ingin mengetahui lebih dalam bagaimana beliau dapat membentuk konsep sebuah resto yang menarik melalui suatu perbincangan singkat.

Ibu Uchi dan saya

Aula Serbaguna
Ruang Meeting VIP
Saung


Kala itu, saya mewawancarai beliau sesaat setelah mengurus pembukaan outletnya pada pagi hari. Sebelumnya kami memang telah mengadakan appointment untuk bertemu. Beliau sangat welcome dan cukup antusias dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan walaupun beliau terkadang masih sambil mengawasi kinerja karyawan sebelum outlet benar-benar buka. Jawaban dari beliau cukup menarik untuk disimak karena beliau bersedia untuk membagi pengalamannya dalam menangani restonya sehari-hari di kota Bogor dan mau untuk berkomentar lebih jauh tentang harapan serta saran atas fasilitas-fasilitas di kota Bogor yang dirasa masih kurang baik.

Kondisi Dalam

Ibu Uchi menuturkan banyak hal seputar bagaimana manejemen resto hingga kesehariannya di kota Bogor karena memang dia sehari-hari tinggal di Bogor tepatnya di Baranangsiang. “Disini dari 2010 sampai sekarang jadi udah sekitar 5 tahun ya. Gili-Gili pertama dan satu-satunya ada disini. Sejauh ini memang beliau sengaja baru membuka satu cabang saja karena menurutnya bisnis restoran membutuhkan sebuah persiapan matang agar mencapai kesuksesan. Begitulah perkataan beliau ketika ditanya seputar sudah berapa lama menangani restoran Gili-Gili sejauh ini. Dari berbagai jawabannya, Ibu Uchi mengatakan bahwa dia cukup senang sejauh ini di kota Bogor baik dalam membangun bisnis maupun bertempat tinggal. Menurutnya, Bogor adalah kota yang nyaman, enak dan cukup menonjol pariwisatanya. “Sekarang itu Bogor saya lihat lagi berkembang banget ya. Anak saya kan terkadang baru balik 2-3 bulan sekali ke Bogor sini karena yang satu kuliah di Australia, satu lagi di Bintaro. Dia pas kesini selalu kaget sama perkembangan Bogor. Katanya selalu ada aja yang baru. Contohnya “sekarang kan Bogor lagi banyak café-café unik gitu ya. Taman-taman mau direnovasi tuh. Memang kota yang lagi berkembang banget sih. Terus kalo hal yang menonjol juga itu ya salah satunya kulinernya, banyak orang Jakarta kesini cuman pengen makan aja. Itu menunjukkan makanan-makanan disini enak-enak” tuturnya.
            
Yuk kita melihat lebih jauh tentang tempat ini beserta profilenya :

Riung Gili-Gili Restaurant
Restoran Sunda, Cocok untuk Keluarga
Jl. Pajajaran no.69 – Bogor 16143
+62 251 834 0111

Operasional
Senin – Jumat   : 10:00 – 21:00
Sabtu – Minggu : 10:00 – 21.30
Fasilitas : Saung, Playground, Musholla, Panggung Band, VIP room, Aula
Kapasitas : 400 orang termasuk ruang VIP dan aula serbaguna

Contact
HP / SMS : +62878 7076 1071
PIN BBM  : 228E79DA
Website   : giligiliresto.com
Email        : riunggiligili@gmail.com
Facebook & Twitter : Riung Gili-Gili Restaurant & @riunggiligili

Mengenai harga, jangan takut terlalu mahal kok. Gak perlu terlalu merogoh kocek terlalu dalem J

Range harga : 5k – 120k

Rating konsumen : 8 dari 10


Gimana bro sis? Sudah tertarik untuk segera berkunjung ke tempat ini? Saya yakin anda mau untuk mengunjunginya jika datang menghabiskan waktu anda di kota Bogor. Kapanlagi makan masakan khas dengan nuansa traditional namun tetap dikemas secara modern dari segi pelayanannya. Have a nice trip guys!

Sekian :)

Follow Instagram & Twitter

@Ifanjr

#bogorleisureproject
#gobogor

Terima kasih telah menyimak cerita tentang hasil observasi kami di kota Bogor

Tunggu post saya selanjutnya hanya di

Potret Waktu Luang Bapak Ardhi

25 September 2015

Nama : Ardhi Wiradi
Usia : 38 tahun
Domisili : Depok, Jawa Barat
Pekerjaan : Wiraswasta

Wisata juga Perlu Keseimbangan

Bapak Ardhi, seorang pengusaha di bidang percetakan. Beliau mempunyai outlet printing dan sehari-hari berdomisili di Depok, Jawa Barat. Ayah empat orang anak ini merupakan perantauan dari Solo. Saya mewawancarai beliau saat sedang menghabiskan waktu luangnya bersama seluruh keluarganya di Kebun Raya Bogor. Sore hari itu beliau menggelar tikar yang ia bawa dari rumah dan melihat anak-anaknya bermain sepeda mengelilingi taman. Menurutnya waktu bersama keluarga seperti ini adalah hal yang cukup berharga bagi dirinya karena dapat meningkatkan kualitas hubungan antar anggota keluarganya. Oleh karenanya Bapak Ardhi mengatakan bahwa dia sering mengajak keluarganya berlibur ke tempat-tempat dengan alam terbuka salah satunya Kebun Raya Bogor yang telah ia kunjungi ketiga kalinya.

“Bogor itu…sejuk kotanya. Gak jauh dari Jakarta. Sebenarnya bagus cuman yang gak enak macetnya aja. Jalannya terlalu kecil-kecil. Kalo ke Kebun Raya sih masih deket lah ya sama tol sekalian cari wisata alam toh. Jadi ya infrastrukturnya aja sih perlu dibenahi lah” ungkapnya ketika ditanya Bogor itu kota yang seperti apa. Bapak Ardhi bersama keluarga tercintanya pernah berlibur ke The Jungle dan Kebun Raya Bogor saat di kota Bogor. Sedangkan, untuk daerah sekitar Bogor, beliau pernah mengajak keluarganya ke Jungleland. Berdasarkan pengalamannya, kota Bogor cukup kental kaitannya dengan dunia kuliner. “Disini mah banyak ya kulinernya. Sehabis dari sini saya mau ngajak anak-anak ke Momomilk. Ngajak anak-anak aja kesana” ujarnya.

Bagi dirinya rekreasi dan liburan adalah untuk relaksasi atau menghilangkan penat. Sebenarnya kalo liburan beliau juga pernah dirumah saja hanya untuk quality time bersama keluarganya seperti menonton film, dapat juga menemani anaknya bermain dirumah. Namun, ketika ditanya soal rekreasi beliau menjawab rekreasi adalah harus bepergian atau jalan-jalan ke tempat wisata. Apalagi dirinya telah dikaruniai tiga orang anak yang belum tergolong remaja. Sehingga ketika bepergian pada hari libur, Bapak Ardhi selalu membawa serta keluarganya karena justru merasa lebih tenang dan nyaman jika bersama mereka. Contohnya ketika beliau datang ke Kebun Raya bersama keluarganya. “Kalo ke Kebun Raya Bogor ini ya salah satu rekreasi. Bagus lho disini tuh luas sekali. Cocok buat refreshing, main dengan alam. Biar gak main gadget sama game aja terus. Anak-anak bisa main sepeda lalu sehabis ini ya baru cari makan” ungkapnya lebih jauh. “Perlu lah mix permainan atau wisata supaya balance, gak yang permainan melulu. Kalo alam gini kan enak ya terus murah meriah lagi”.

Saat mencari-cari tempat wisata, sejauh ini beliau cukup mengandalkan informasi yang bersumber dari internet. Contohnya ketika ia memutuskan untuk mengunjungi resto Momomilk sebelum kembali ke Jakarta nantinya. “Sebelumnya browsing dulu, kuliner enak di Bogor itu apa. Googling lah. Biar tahu sekarang yang lagi rame dan cocok sama keluarga apa aja”. Kemudian beliau juga berencana membeli oleh-oleh kue Lapis Talas dan roti unyil khas Bogor.

Menurut Bapak Ardhi, Depok belum memiliki Kebun Raya seperti ini. Kalaupun ada, itu adalah lingkungan kampus UI dan bukan tergolong pada tempat wisata sehingga tidak dapat disamakan dengan Kebun Raya Bogor yang lebih untuk publik. Saat ditanya apa perbedaan Kebun Raya yang pertama kali ia datangi dengan sekarang, beliau mengatakan bahwa kini ia melihat suatu penataan yang lebih baik, toilet yang bersih dan mulai ke arah pengembangan wisata. “Itu ya saya lihat lagi ada pembangunan ya. Semoga lebih bagus sih. Yang penting saya sama keluarga bisa menikmati aja sih. Simpel aja kayak bawa tikar gini terus anak-anak bisa main sepeda sama jalan-jalan” ujarnya. 

Selain itu salah satu faktor penting yang membuat beliau cenderung betah ketika berlibur adalah tingkat kebersihannya. Jika kebersihan dari suatu tempat wisata terjamin, beliau akan merasa lebih nyaman dan mau berlama-lama ditempat tersebut. Apalagi tempat tersebut menawarkan konsep yang sifatnya lebih ke alam. “Rasanya indah dan asri ya kalo alam tuh, apalagi kalo bersih. Rasanya kayak di kampong aja gitu”. Akses dirasa juga menjadi faktor yang cukup utama dalam penentuan tempat wisata. “Harapan saya sih ya aksesnya aja sih lebih mudah kayak misalnya gak macet gitu lah ya. Kalo saya lagi di Bogor gini kan menyenangkan ya. Gak jauh lah dari rumah, cukup setengah jam. Jadinya enak dsini. Daripada di Jakarta aduh bosen saya. Masa di Jakarta macet, Bogor juga macet kan bukan liburan malah nantinya”. Hal ini cukup dimaklumi karena beliau pernah mempunyai pengalaman yang kurang menyenangkan saat ia berlibur bersama keluarganya di The Jungle. Kala itu setelah selesai berlibur di kota Bogor, Bapak Ardhi harus menempuh waktu sekitar dua jam untuk kembali kerumah yang seharusnya dapat ditempuh hanya dengan waktu setengah jam. “Waktu itu macet banget, mungkin orang Jakarta pada berlibur semua kesana terus akses jalan kesananya memang agak sempit jadinya bikin kesel aja” ujarnya.


Setelah obrolan tersebut saya mulai menanyakan soal keluhan yang selama ini muncul dalam berbagai isu sosial kota Bogor yaitu angkutan umum yang terlalu banyak. Bapak Ardhi memang juga merasakan adanya suatu ketidakteraturan dari angkutan umum di kota Bogor. Menurutnya, kota Bogor cukup penuh dengan angkutan umum. Seharusnya pemkot Bogor harus lebih menata kembali permasalahan tersebut. “Minimal disortir lah ya, ada kuotanya gitu berapa banyak. Misalnya per trayek ada seribu angkot. Yasudah jangan ditambah-tambah lagi. Kalo bukan untuk peremajaan ya jangan. Intinya ya dilihat kebutuhannya aja lah” tambahnya. Namun, menurutnya bukan berarti hal tersebut membuatnya urung untuk kembali ke Bogor karena secara umum Bogor membuatnya berkesan dan menawarkan banyak wisata yang menarik untuknya dan keluarganya. Terutama untuk Kebun Raya Bogor karena konsep alam yang ditawarkan dapat membuatnya menghilangkan kepenatan atas pekerjaan sehari-hari. Jika dibandingkan dengan kota lain, menurutnya kota seperti Lembang, Bandung masih lebih baik dibanding Bogor. Namun karena jaraknya yang jauh membuatnya urung ke sana saat weekend melainkan saat liburan panjang saja. “Sekarang maunya yang deket-deket aja sih, males yang jauh-jauh. Yang penting dapat lah alamnya daripada ke mall-mall gitu kan” tambahnya. Dari hal tersebut, beliau berharap agar ke depannya Bogor menjadi lebih baik dari berbagai segi terutama akses dan transportasi.

Sekian :)

Follow Instagram & Twitter

@Ifanjr

#bogorleisureproject
#gobogor

Terima kasih telah menyimak rangkaian kisah waktu luang informan saya di kota Bogor

Tunggu post saya selanjutnya hanya di

Potret Waktu Luang Bapak Wildan

27 September 2015

Nama : Wildan
Usia : 23 tahun
Domisili : Cibinong, Kab.Bogor
Pekerjaan : Karyawan Perusahaan Swasta

Nyaman di Lingkungan Sendiri

     
     Bapak Wildan merupakan seorang karyawan swasta di Cibinong, Kabupaten Bogor. Beliau adalah orang asli Bogor yang sejak lahir telah tinggal di Cibinong. Pada sore itu, saya mewawancarai beliau saat sedang menghabiskan waktu luangnya bersama keluarganya di Taman Ade Irma Suryani, Taman Topi. Saya menghampirinya lalu mewawancarainya karena beliau bersama keluarganya terlihat sedang santai dan menikmati santapan yang mereka beli. Menurut saya Bapak Wildan adalah orang yang sangat ramah, welcome dan murah senyum.

       Kebun Raya Bogor, Istana Bogor dan The Jungle adalah tempat-tempat wisata yang pernah ia kunjungi sejauh ini selama berwisata di kota Bogor. Biasanya ketika pergi berlibur, Bapak Wildan seringkali pergi bersama keluarganya. “Sekarang-sekarang ini saya masih ngikut-ngikut aja, belum berkeluarga soalnya. Ini pacar saya nih” sambil mengenalkan pacarnya.

      Menurut pendapat Bapak Wildan, wisata di kota Bogor sangat sesuai dengan koceknya. Dengan kata lain biaya untuk menikmati wisata-wisata di Bogor sangatlah terjangkau. Selain itu, karena beliau memang tinggal di kota Bogor sehingga dirinya cukup sering main ke wilayah kota Bogor maupun kabupaten Bogor seperti Puncak, Cipanas dan lain-lain. “Kalo kesini (Bogor) itu jauh lebih dekat dibandingkan mungkin kalo mau main ke Jakarta atau Bandung. Pertimbangan kesini sih lebih ke jaraknya aja yang gak jauh terus disini tuh adem juga. Saya juga kebetulan kan memang orang asli sini jadinya lebih nyaman di lingkungan sendiri aja. Jauh-jauh juga males”. Oleh karena itu, Bapak Wildan pasti akan sering kembali lagi ke Bogor karena jarak yang dekat.

  Mengenai tujuan dari liburannya, Bapak Wildan mengungkapkan bahwa dia ingin menghilangkan stress dari pekerjaan lalu dapat berkumpul bersama keluarga. “Yang penting ilangin stress sama kumpul keluarga aja sih, wisata apa aja masuk kok” ujarnya. Namun, secara khusus beliau menyukai wisata yang sifatnya lingkungan hiburan seperti The Jungle, Dufan lalu untuk wisata fauna adalah Taman Safari. “Kalo alam-alam sih kurang, cuman sesekali ya gak papa sih biar tahu aja”. Beliau memang lebih menyukai untuk bersantai dan mengobrol bersama keluarga dibandingkan pergi-pergi sendiri. Dari hal tersebut, saya dapat menyimpulkan bahwa Bapak Wildan adalah orang yang tergolong pada Family-Oriented.


     Bapak Wildan menuturkan bahwa dia menghabiskan waktu weekendnya di kota Bogor khususnya di Taman Topi karena untuk menyenangkan keluarganya yang mayoritas masih kecil seperti keponakannya dan saudara-saudaranya. Lalu beliau juga bercerita bahwa dirinya semasa kecil sering untuk berlibur ke Taman Topi sehingga tempat ini sudah diketahuinya sejak dahulu bukan dari informasi tempat wisata dari internet. Sejauh ini menurutnya taman hiburan tersebut sudah cukup baik. Namun, perlu ada beberapa peningkatan pelayanan saja seperti dari sisi kebersihan. Dari segi transportasi beliau merasa bahwa tempat ini sangat strategis dan angkutan umum yang menuju ke tempat tersebut cukup banyak. “Tapi Bogor itu memang terlalu banyak angkot sih. Malah yang bikin macet Bogor itu angkot. Paling perlu di disiplinin aja, asal berhentinya gak sembarangan” tambahnya.

Sekian :)

Follow Instagram & Twitter

@Ifanjr

#bogorleisureproject
#gobogor

Tunggu kisah informan lainnya hanya di

Potret Waktu Luang Ibu Maryani

27 September 2015

Nama : Maryani
Usia : 24 tahun
Domisili : Jatinegara, Jakarta Timur
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Membahagiakan Anak Sampai ke Kota Seberang

         
    Informan saya selanjutnya adalah Ibu Maryani yang sehari-harinya merupakan ibu rumah tangga. Kala itu, saya mewawancarainya ketika sedang menemani anaknya bermain kereta mini di Taman Ade Irma Suryani, Taman Topi, Bogor. Beliau mengungkapkan bahwa dirinya sering bermain ke kota Bogor bahkan dapat dikatakan hampir setiap minggu ke Bogor karena permintaan anaknya. Anak-anaknya senang untuk bermain di Taman Topi karena cukup banyak permainan yang ditawarkan sekaligus anaknya juga menyukai berjalan-jalan menggunakan kereta sehingga setiap weekend Ibu Maryani mengajak anaknya bepergian menggunakan kereta. Selain itu kebetulan rumah Ibu Maryani terletak di dekat stasiun Jatinegara, Jakarta Timur. “Palingan kalo ke Bogor kesini aja soalnya disini dekat banget sama stasiun terus terjangkau juga. Sama kalo ke Jakarta paling ke Ragunan aja buat lihat-lihat binatang”. Ibu Maryani ke Bogor membawa ketiga anaknya beserta nenek dan adik perempuannya.

        Ketika ditanya soal tanggapannya mengenai kota Bogor, Ibu Maryani mengatakan bahwa beliau telah melihat cukup banyak perkembangan dari kota Bogor itu sendiri. Wisata-wisata yang sudah bervariasi dan fasilitas-fasilitas yang semakin banyak membuat dia sering memilih kota Bogor sebagai tujuan wisata khususnya untuk anaknya. “Kalo di Jakarta gak gitu banyak mas yang kayak gini terus jauh juga dari rumah. Mendingan ke Bogor aja deh sekalian cari suasana baru kan” tuturnya. Bagi dirinya, liburan itu adalah wisata yang dapat menyenangkan pikiran serta membahagiakan anak apalagi anak-anak yang tergolong masih kecil. Oleh karena itu, anaknya tidak dapat beliau tinggalkan dirumah. “Kalo di Taman Topi ini sambil anak main kan bisa juga ngobrol-ngobrol sama keluarga. Tapi saya sih lebih ngikutin anak aja maunya apa. Anak saya itu nagih kalo gak kesini. Dia suka banget sama kereta-keretaan” tambah beliau saat ditanya mengapa dia memilih Taman Topi sebagai destinasi liburannya.

             Menurut Ibu Maryani, sebagai destinasi wisata Bogor masih memiliki kekurangan soal kuliner terutama untuk anak-anak. Kuliner di kota Bogor tidak banyak bervariasi khususnya dikawasan Taman Topi padahal itu adalah destinasi wisata untuk anak-anak. Harapan Ibu Maryani, bagi wisata-wisata yang mayoritas pengunjungnya anak-anak harus juga dapat menyediakan makanan atau minuman yang berhubungan dengan anak-anak. “Kita kan khawatir juga ya kalo anak-anak makannya makanan orang dewasa terus kayak Bakso, Mie Ayam, Ketoprak gitu-gitu. Gak bagus buat mereka” ujarnya. Lalu untuk kuliner yang sifatnya kedaerahan, Ibu Maryani merasa sudah cukup bosan karena sudah sangat sering ke kota Bogor sehingga ia tergolong jarang membeli oleh-oleh kecuali ada titipan. “Udah bosen sih kalo oleh-oleh, paling ya kalo dulu belinya Lapis Talas, Asinan Bogor sama Mochi-mochi. Paling seringnya justru malah pulang dari sini suka beli topi di depan, bukan kulinernya” ujarnya.


          Menyambung soal aspek lainnya, menurut Ibu Maryani kota Bogor sudah memberikan kenyamanan untuk dia dan anaknya dalam berlibur. Namun, tetap perlu ada peningkatan terus menerus supaya lebih baik lagi terutama dari keamanan, kenyamanan dan kebersihannya. Contohnya adalah kereta-kereta mini di Taman Ade Irma Suryani ini yang sudah mulai terlihat kurang baik dan sudah tidak nyaman lagi bagi anak-anak saat bermain. Sehingga perlulah untuk segera diremajakan atau diperbaiki agar terlihat lebih rapi, nyaman saat dimainkan dan indah. “Sekarang soal kebersihan udah jauh lebih baik lah dibandingkan dulu. Pas saya masih kecil dulu, saya kan pernah main kesini terus ya perawatannya kurang. Kadang banyak bekas bungkus nasi sama minuman gitu” tambahnya. Lalu dari segi harga menurutnya Taman Topi sudah sangat terjangkau dan membuat dia tidak keberatan jika mengajak anaknya bermain di Taman Topi setiap minggu. “Ya sejauh ini sih baik-baik saja kalo ke Bogor, belum ada pengalaman buruk gitu. Makannya setiap weekend ya suka kesini”.

Sekian :)

Follow Instagram & Twitter

@Ifanjr

#bogorleisureproject
#gobogor

Tunggu kisah informan lainnya hanya di


Potret Waktu Luang Bapak Ben

20 September 2015

Nama : Ben Ardian
Usia : 48 tahun
Domisili : Cinere, Depok
Pekerjaan : IT Professional

Quality Time di Kota Kenangan

    Bapak Ben Ardian merupakan seorang professional dalam bidang IT dan sudah lama mengenal kota Bogor. Saya mewawancarai beliau sesaat setelah menyantap makanan di café Lemongrass bersama istrinya. Beliau berlibur di kota Bogor sejak hari Jumat malam dan kembali ke Jakarta pada Minggu malam harinya karena harus kembali pada rutinitas kesehariannya. Selama di Bogor, Bapak Ben menginap di hotel sekitar kawasan Bogor Nirwana Residence. Ketika saya menyambanginya, beliau dengan ramahnya mengajak saya untuk duduk disebelahnya. Menurut saya, beliau banyak sekali memberikan pengetahuan yang menarik seputar kota Bogor karena memang dirinya sudah menyukai kota Bogor sejak lama saat berkuliah. Oleh karena itu, beliau sudah paham seluk beluk kota Bogor terutama dari segi perkembangan wisatanya.

         Menurutnya, ada banyak macam kata kunci yang dapat menggambarkan kota Bogor. Pertama, kota ini adalah kota yang bersejarah karena usia dan bangunan-bangunan kota yang tergolong tua. Ini sama halnya seperti Kota Tua nya Jakarta. Lalu yang kedua yaitu kota Botanical karena terdapat Kebun Raya Bogor yang menggambarkan bahwa kota ini kental dengan nuansa alam. Kemudian yang ketiga ada segi kuliner yang menurutnya sangat beranekaragam dibanding mungkin kota lainnya. Beliau menambahkan. “Paling tidak ketiga hal itu yang dapat menggambarkan kota Bogor seperti apa” tuturnya. Sejauh ini Bapak Ben sudah banyak mengunjungi wisata dan ikon kuliner di kota Bogor. “Dulu pernah kuliah juga disini tahun 80-an tapi bukan IPB. Saya sudah pernah ke Kebun Raya Bogor, Istana Kepresidenan terus sama yang banyak itu ya kuliner. Terus kalo yang jauh ya pernah ke kaki Gunung Salak”. Tak heran jika Bapak Ben sudah memahami kota Bogor seperti apa karena beliau pernah tinggal disini untuk berkuliah.

           Kesukaan dari Bapak Ben ketika menyambangi kota-kota seperti Bogor adalah keliling-keliling kota. Sayangnya, menurut beliau yang selalu menjadi masalah bagi kota-kota di Indonesia seperti Bogor ini adalah masalah lalu lintas. Terutama untuk angkutan kota, pada hari libur akan terlihat banyak sekali angkutan umum yang berhenti sembarangan di jalan-jalan kota Bogor khususnya pada jam-jam ramai. “Bolehlah banyak tapi tetap disiplin, kayak contohnya tadi saya di daerah Jembatan Merah sm samping Kebun Raya Bogor itu padat sekali” ujarnya. Untuk itu, beliau menyarankan pada kota Bogor kalaupun ada transportasi internal kota yang lebih baik akan membuat kota Bogor lebih teratur dari segi transportasinya seperti contohnya busway atau monorel.

         Ketika ditanya soal konteks liburan serta rekreasi, beliau menjawab bahwa saat seseorang berlibur, mereka harus memenuhi beberapa tujuan yaitu membuat rileks dan santai, kuliner yang sesuai dengan lidah banyak orang lalu dapat beribadah dengan baik. “Kalo kita sebagai orang Indonesia itu nyarinya yang tempat ibadahnya juga nyaman. Soalnya penting sekali, jangan sampai orang susah untuk nyari tempat ibadah. Yang paling utama kita dalam berwisata itu kan untuk mencapai ketenangan juga salah satunya”. Jadi beliau menyimpulkan jika ada pelayanan yang seperti itu pastinya akan membuat orang lebih nyaman.

         Obrolan berlanjut pada alasan mengapa beliau memilih Lemongrass sebagai destinasi kuliner beliau bersama istrinya. Berdasarkan penuturannya, beliau mengetahui Lemongrass dari internet dan social media. “Kalo zaman sekarang itu apa-apa serba mudah ya, kalo bingung tinggal cari makan apa ya sebelum pulang. Sekarang internet kan udah jadi jendela utama manusia ya. Apapun informasi yang dia inginkan tinggal dicari saja di internet karena kecepatannya dan akurasinya”. Beliau mengungkapkan bahwa dia bersama istrinya merupakan tipe orang yang hobi untuk bepergian sehingga acapkali melakukan browsing untuk mencari tahu tempat apa yang menarik. Mereka mempunyai rasa penasaran yang cukup tinggi terhadap wisata-wisata tertentu yang unik. Apalagi jika wisata tersebut dipadukan dengan variasi penawaran kuliner, mereka akan sangat meluangkan waktu untuk pergi kesana. Dalam setiap perjalanan wisatanya, Bapak ben seringkali jalan berdua saja bersama istrinya tanpa anak karena kedua anaknya kini sudah besar. “Saya anak ada dua, yang satu sudah menikah sehingga sudah jarang untuk kumpul bareng terus satu lagi sedang kuliah di Australia jadi ya kalo liburan aja kesininya”. Oleh karena itu, ketika bepergian untuk refreshing mereka kerapkali agak merasa kesepian dan terkadang memikirkan anaknya.

       Bercerita lebih jauh mengenai perjalanan kulinernya, Bapak Ben sudah banyak mencoba makanan-makanan di kota Bogor baik yang tradisional ataupun luar. “Saya kalo soal makanan gak terlalu fanatik ya. Gak selalu yang dicoba itu makanan tradisional. Saya coba-coba aja yang katanya enak dan unik jadinya biar tahu kayak apa sih rasanya. Malah kita makan pernah jam 1 malem gitu, makan Soto Kambing di daerah Batu Tulis situ”. Bapak Ben menuturkan juga bahwa dirinya menyukai desain-desain atau konsep wisata yang unik. Ketika memutuskan untuk ke Bogor, beliau sejak dahulu merasa bahwa kota Bogor adalah kota yang baik untuk dikunjungi. “Tujuannya sih kalo kesini ya untuk melepaskan penat, keluar dari rutinitas sehari-hari. Terus kita tuh yang penting ada komunikasi yang baik juga berdua nih. Jadinya ya bicaranya yang lain daripada biasanya”. Beliau merasa setiap bulan perlu adanya suatu quality time bersama istri karena memang menurutnya itu dapat mempererat hubungan. Walaupun mereka tergolong sering untuk bersama-sama setiap malam, tetapi itu kurang cukup bagi Bapak Ben. Beliau merasa perlu untuk meluangkan waktu bersama istri di luar dari kebiasaan agar tidak membosankan. Selain itu, sempitnya waktu dan rasa lelah akibat rutinitas sehari-hari membuat waktu di malam hari bersama istri kurang berkualitas.

         Sekitar enam bulan yang lalu, Bapak Ben berkunjung ke Kebun Raya Bogor. Disana beliau melihat-lihat dan bersantai disana bersama istri. “Enak ya kalo disana, bisa santai terus sambil memperkaya pengetahuan juga soal tanaman-tanaman. Terus bisa olahraga juga kan untuk meningkatkan kesehatan bagi kita-kita yang udah umur ya. Bagi saya kalo misalnya bepergian tuh pengennya jalan-jalan aja kemana gitu lihat-lihat sekitar”. Menurutnya, ketika sebuah kota mampu menawarkan infrastruktur yang baik untuk para pejalan kaki, kota tersebut sudah tergolong baik dalam menjamu wisatawannya. “Salah satu cara turis menikmati lingkungan dimana ia berlibur adalah dengan berjalan kaki. Jadi kalo lingkungannya kurang baik seperti kotor, bau dan atau kurang terawat maka dia tidak bisa menikmati secara total liburannya. Semoga ya kota Bogor tidak seperti dulu lagi ya yang kurang memperhatikan soal kebersihan”. Beliau menambahkan kembali bahwa kota-kota Indonesa perlu untuk selalu berkaca pada kualitas infrastruktur dari kota-kota lain di luar negeri khusunya Eropa. “Mereka sangat concern ya terhadap kualitas wisata setiap orang jadinya mereka mengemas konsep wisata yang sangat menarik”. Namun Bapak Ben tetap optimis pada perkembangan pariwisata di Indonesia karena masing-masing daerah memiliki keunikan serta potensi tersendiri yang dapat membuat kemajuan daerah. Tentunya jika dapat dikembangkan dengan baik dan mampu mengemas kontennya yang menarik. “Kalo untuk Bogor ya sudah mirip-mirip lah dengan Bandung, walaupun kita tidak bisa bandingkan keduanya ya karena mereka punya keunggulan masing-masing”. Soal oleh-oleh, beliau bersama istrinya cukup sering membelinya untuk sekedar bingkisan sebelum balik ke kota asal. “Saya sama istri biasa beli oleh-oleh itu ya buat sekedar pengen tahu aja, bukan karena membeli suatu tanpa batas. Terus ya pengen lihat inovasi-inovasi kreasi anak bangsa, apa sih yang bisa mereka kembangin. Nah ketika kita membeli bisa sekalian apresiasi atas produk-produk asli Bogor”.


       Sejauh ini kota Bogor tetap membuatnya berkesan karena berhasil menunjukkan perkembangan yang baik walaupun mungkin ada beberapa titik yang perlu diperhatikan. Contohnya adalah kemacetan yang kini sudah mulai menjadi masalah lalu lintas khususnya di wilayah jantung kota Bogor yaitu sekitar Istana Bogor. Menurutnya kota ini adalah kota yang dapat menggabungkan budaya, sejarah hingga alam. Wisata di kota Bogor memiliki variasi yang cukup baik. “Ada wisata museum, relief-relief, sungai, lembah, dan wisata lainnya. Sebenarnya tinggal dirawat dan dirapihkan kembali saja. Apalagi dari Jakarta juga kan gak terlalu jauh ya. Mungkin dengan walikota yang sekarang nantinya akan lebih baik ya. Anak muda kan jauh lebih kreatif ya”. 

Sekian :)

Follow Instagram & Twitter

@Ifanjr

#bogorleisureproject
#gobogor

Tunggu kisah informan lainnya hanya di