Quality Time di Kota Kenangan
Potret Waktu Luang Bapak Ben
20 September 2015
Nama : Ben Ardian
Usia : 48 tahun
Domisili : Cinere, Depok
Pekerjaan : IT Professional
Quality Time di Kota Kenangan
Bapak Ben Ardian
merupakan seorang professional dalam bidang IT dan sudah lama mengenal kota
Bogor. Saya mewawancarai beliau sesaat setelah menyantap makanan di café Lemongrass
bersama istrinya. Beliau berlibur di kota Bogor sejak hari Jumat malam dan
kembali ke Jakarta pada Minggu malam harinya karena harus kembali pada
rutinitas kesehariannya. Selama di Bogor, Bapak Ben menginap di hotel sekitar kawasan
Bogor Nirwana Residence. Ketika saya menyambanginya, beliau dengan ramahnya
mengajak saya untuk duduk disebelahnya. Menurut saya, beliau banyak sekali
memberikan pengetahuan yang menarik seputar kota Bogor karena memang dirinya
sudah menyukai kota Bogor sejak lama saat berkuliah. Oleh karena itu, beliau
sudah paham seluk beluk kota Bogor terutama dari segi perkembangan wisatanya.
Menurutnya, ada
banyak macam kata kunci yang dapat menggambarkan kota Bogor. Pertama, kota ini
adalah kota yang bersejarah karena usia dan bangunan-bangunan kota yang tergolong
tua. Ini sama halnya seperti Kota Tua nya Jakarta. Lalu yang kedua yaitu kota Botanical
karena terdapat Kebun Raya Bogor yang menggambarkan bahwa kota ini kental
dengan nuansa alam. Kemudian yang ketiga ada segi kuliner yang menurutnya
sangat beranekaragam dibanding mungkin kota lainnya. Beliau menambahkan. “Paling
tidak ketiga hal itu yang dapat menggambarkan kota Bogor seperti apa” tuturnya.
Sejauh ini Bapak Ben sudah banyak mengunjungi wisata dan ikon kuliner di kota
Bogor. “Dulu pernah kuliah juga disini tahun 80-an tapi bukan IPB. Saya sudah
pernah ke Kebun Raya Bogor, Istana Kepresidenan terus sama yang banyak itu ya
kuliner. Terus kalo yang jauh ya pernah ke kaki Gunung Salak”. Tak heran jika
Bapak Ben sudah memahami kota Bogor seperti apa karena beliau pernah tinggal
disini untuk berkuliah.
Kesukaan dari
Bapak Ben ketika menyambangi kota-kota seperti Bogor adalah keliling-keliling
kota. Sayangnya, menurut beliau yang selalu menjadi masalah bagi kota-kota di
Indonesia seperti Bogor ini adalah masalah lalu lintas. Terutama untuk angkutan
kota, pada hari libur akan terlihat banyak sekali angkutan umum yang berhenti
sembarangan di jalan-jalan kota Bogor khususnya pada jam-jam ramai. “Bolehlah
banyak tapi tetap disiplin, kayak contohnya tadi saya di daerah Jembatan Merah
sm samping Kebun Raya Bogor itu padat sekali” ujarnya. Untuk itu, beliau
menyarankan pada kota Bogor kalaupun ada transportasi internal kota yang lebih
baik akan membuat kota Bogor lebih teratur dari segi transportasinya seperti contohnya
busway atau monorel.
Ketika ditanya
soal konteks liburan serta rekreasi, beliau menjawab bahwa saat seseorang
berlibur, mereka harus memenuhi beberapa tujuan yaitu membuat rileks dan
santai, kuliner yang sesuai dengan lidah banyak orang lalu dapat beribadah
dengan baik. “Kalo kita sebagai orang Indonesia itu nyarinya yang tempat
ibadahnya juga nyaman. Soalnya penting sekali, jangan sampai orang susah untuk
nyari tempat ibadah. Yang paling utama kita dalam berwisata itu kan untuk
mencapai ketenangan juga salah satunya”. Jadi beliau menyimpulkan jika ada pelayanan
yang seperti itu pastinya akan membuat orang lebih nyaman.
Obrolan
berlanjut pada alasan mengapa beliau memilih Lemongrass sebagai destinasi
kuliner beliau bersama istrinya. Berdasarkan penuturannya, beliau mengetahui
Lemongrass dari internet dan social media. “Kalo zaman sekarang itu apa-apa
serba mudah ya, kalo bingung tinggal cari makan apa ya sebelum pulang. Sekarang
internet kan udah jadi jendela utama manusia ya. Apapun informasi yang dia
inginkan tinggal dicari saja di internet karena kecepatannya dan akurasinya”. Beliau
mengungkapkan bahwa dia bersama istrinya merupakan tipe orang yang hobi untuk
bepergian sehingga acapkali melakukan browsing untuk mencari tahu tempat apa
yang menarik. Mereka mempunyai rasa penasaran yang cukup tinggi terhadap
wisata-wisata tertentu yang unik. Apalagi jika wisata tersebut dipadukan dengan
variasi penawaran kuliner, mereka akan sangat meluangkan waktu untuk pergi
kesana. Dalam setiap perjalanan wisatanya, Bapak ben seringkali jalan berdua
saja bersama istrinya tanpa anak karena kedua anaknya kini sudah besar. “Saya
anak ada dua, yang satu sudah menikah sehingga sudah jarang untuk kumpul bareng
terus satu lagi sedang kuliah di Australia jadi ya kalo liburan aja kesininya”.
Oleh karena itu, ketika bepergian untuk refreshing mereka kerapkali agak merasa
kesepian dan terkadang memikirkan anaknya.
Bercerita lebih
jauh mengenai perjalanan kulinernya, Bapak Ben sudah banyak mencoba
makanan-makanan di kota Bogor baik yang tradisional ataupun luar. “Saya kalo
soal makanan gak terlalu fanatik ya. Gak selalu yang dicoba itu makanan
tradisional. Saya coba-coba aja yang katanya enak dan unik jadinya biar tahu
kayak apa sih rasanya. Malah kita makan pernah jam 1 malem gitu, makan Soto Kambing
di daerah Batu Tulis situ”. Bapak Ben menuturkan juga bahwa dirinya menyukai
desain-desain atau konsep wisata yang unik. Ketika memutuskan untuk ke Bogor,
beliau sejak dahulu merasa bahwa kota Bogor adalah kota yang baik untuk
dikunjungi. “Tujuannya sih kalo kesini ya untuk melepaskan penat, keluar dari
rutinitas sehari-hari. Terus kita tuh yang penting ada komunikasi yang baik
juga berdua nih. Jadinya ya bicaranya yang lain daripada biasanya”. Beliau
merasa setiap bulan perlu adanya suatu quality time bersama istri karena memang
menurutnya itu dapat mempererat hubungan. Walaupun mereka tergolong sering
untuk bersama-sama setiap malam, tetapi itu kurang cukup bagi Bapak Ben. Beliau
merasa perlu untuk meluangkan waktu bersama istri di luar dari kebiasaan agar
tidak membosankan. Selain itu, sempitnya waktu dan rasa lelah akibat rutinitas
sehari-hari membuat waktu di malam hari bersama istri kurang berkualitas.
Sekitar enam
bulan yang lalu, Bapak Ben berkunjung ke Kebun Raya Bogor. Disana beliau
melihat-lihat dan bersantai disana bersama istri. “Enak ya kalo disana, bisa
santai terus sambil memperkaya pengetahuan juga soal tanaman-tanaman. Terus bisa
olahraga juga kan untuk meningkatkan kesehatan bagi kita-kita yang udah umur ya.
Bagi saya kalo misalnya bepergian tuh pengennya jalan-jalan aja kemana gitu
lihat-lihat sekitar”. Menurutnya, ketika sebuah kota mampu menawarkan
infrastruktur yang baik untuk para pejalan kaki, kota tersebut sudah tergolong
baik dalam menjamu wisatawannya. “Salah satu cara turis menikmati lingkungan
dimana ia berlibur adalah dengan berjalan kaki. Jadi kalo lingkungannya kurang
baik seperti kotor, bau dan atau kurang terawat maka dia tidak bisa menikmati
secara total liburannya. Semoga ya kota Bogor tidak seperti dulu lagi ya yang
kurang memperhatikan soal kebersihan”. Beliau menambahkan kembali bahwa
kota-kota Indonesa perlu untuk selalu berkaca pada kualitas infrastruktur dari
kota-kota lain di luar negeri khusunya Eropa. “Mereka sangat concern ya
terhadap kualitas wisata setiap orang jadinya mereka mengemas konsep wisata
yang sangat menarik”. Namun Bapak Ben tetap optimis pada perkembangan pariwisata
di Indonesia karena masing-masing daerah memiliki keunikan serta potensi
tersendiri yang dapat membuat kemajuan daerah. Tentunya jika dapat dikembangkan
dengan baik dan mampu mengemas kontennya yang menarik. “Kalo untuk Bogor ya
sudah mirip-mirip lah dengan Bandung, walaupun kita tidak bisa bandingkan
keduanya ya karena mereka punya keunggulan masing-masing”. Soal oleh-oleh,
beliau bersama istrinya cukup sering membelinya untuk sekedar bingkisan sebelum
balik ke kota asal. “Saya sama istri biasa beli oleh-oleh itu ya buat sekedar
pengen tahu aja, bukan karena membeli suatu tanpa batas. Terus ya pengen lihat
inovasi-inovasi kreasi anak bangsa, apa sih yang bisa mereka kembangin. Nah
ketika kita membeli bisa sekalian apresiasi atas produk-produk asli Bogor”.
Sejauh ini kota
Bogor tetap membuatnya berkesan karena berhasil menunjukkan perkembangan yang
baik walaupun mungkin ada beberapa titik yang perlu diperhatikan. Contohnya
adalah kemacetan yang kini sudah mulai menjadi masalah lalu lintas khususnya di
wilayah jantung kota Bogor yaitu sekitar Istana Bogor. Menurutnya kota ini
adalah kota yang dapat menggabungkan budaya, sejarah hingga alam. Wisata di
kota Bogor memiliki variasi yang cukup baik. “Ada wisata museum, relief-relief,
sungai, lembah, dan wisata lainnya. Sebenarnya tinggal dirawat dan dirapihkan
kembali saja. Apalagi dari Jakarta juga kan gak terlalu jauh ya. Mungkin dengan
walikota yang sekarang nantinya akan lebih baik ya. Anak muda kan jauh lebih
kreatif ya”.
Sekian :)
Follow Instagram & Twitter
@Ifanjr
#bogorleisureproject
#gobogor
#bogorleisureproject
#gobogor
Tunggu kisah informan lainnya
hanya di
0 komentar