Wisata juga Perlu Keseimbangan
Potret Waktu Luang Bapak Ardhi
25 September 2015
Nama : Ardhi Wiradi
Usia : 38 tahun
Domisili : Depok, Jawa Barat
Pekerjaan : Wiraswasta
Wisata juga Perlu Keseimbangan
Bapak Ardhi,
seorang pengusaha di bidang percetakan. Beliau mempunyai outlet printing dan
sehari-hari berdomisili di Depok, Jawa Barat. Ayah empat orang anak ini
merupakan perantauan dari Solo. Saya mewawancarai beliau saat sedang menghabiskan
waktu luangnya bersama seluruh keluarganya di Kebun Raya Bogor. Sore hari itu
beliau menggelar tikar yang ia bawa dari rumah dan melihat anak-anaknya bermain
sepeda mengelilingi taman. Menurutnya waktu bersama keluarga seperti ini adalah
hal yang cukup berharga bagi dirinya karena dapat meningkatkan kualitas
hubungan antar anggota keluarganya. Oleh karenanya Bapak Ardhi mengatakan bahwa
dia sering mengajak keluarganya berlibur ke tempat-tempat dengan alam terbuka
salah satunya Kebun Raya Bogor yang telah ia kunjungi ketiga kalinya.
“Bogor itu…sejuk
kotanya. Gak jauh dari Jakarta. Sebenarnya bagus cuman yang gak enak macetnya
aja. Jalannya terlalu kecil-kecil. Kalo ke Kebun Raya sih masih deket lah ya
sama tol sekalian cari wisata alam toh. Jadi ya infrastrukturnya aja sih perlu
dibenahi lah” ungkapnya ketika ditanya Bogor itu kota yang seperti apa. Bapak
Ardhi bersama keluarga tercintanya pernah berlibur ke The Jungle dan Kebun Raya
Bogor saat di kota Bogor. Sedangkan, untuk daerah sekitar Bogor, beliau pernah
mengajak keluarganya ke Jungleland. Berdasarkan pengalamannya, kota Bogor cukup
kental kaitannya dengan dunia kuliner. “Disini mah banyak ya kulinernya. Sehabis
dari sini saya mau ngajak anak-anak ke Momomilk. Ngajak anak-anak aja kesana”
ujarnya.
Bagi dirinya
rekreasi dan liburan adalah untuk relaksasi atau menghilangkan penat.
Sebenarnya kalo liburan beliau juga pernah dirumah saja hanya untuk quality
time bersama keluarganya seperti menonton film, dapat juga menemani anaknya
bermain dirumah. Namun, ketika ditanya soal rekreasi beliau menjawab rekreasi
adalah harus bepergian atau jalan-jalan ke tempat wisata. Apalagi dirinya telah
dikaruniai tiga orang anak yang belum tergolong remaja. Sehingga ketika
bepergian pada hari libur, Bapak Ardhi selalu membawa serta keluarganya karena
justru merasa lebih tenang dan nyaman jika bersama mereka. Contohnya ketika
beliau datang ke Kebun Raya bersama keluarganya. “Kalo ke Kebun Raya Bogor ini
ya salah satu rekreasi. Bagus lho disini tuh luas sekali. Cocok buat
refreshing, main dengan alam. Biar gak main gadget sama game aja terus.
Anak-anak bisa main sepeda lalu sehabis ini ya baru cari makan” ungkapnya lebih
jauh. “Perlu lah mix permainan atau wisata supaya balance, gak yang permainan
melulu. Kalo alam gini kan enak ya terus murah meriah lagi”.
Saat
mencari-cari tempat wisata, sejauh ini beliau cukup mengandalkan informasi yang
bersumber dari internet. Contohnya ketika ia memutuskan untuk mengunjungi resto
Momomilk sebelum kembali ke Jakarta nantinya. “Sebelumnya browsing dulu,
kuliner enak di Bogor itu apa. Googling lah. Biar tahu sekarang yang lagi rame
dan cocok sama keluarga apa aja”. Kemudian beliau juga berencana membeli
oleh-oleh kue Lapis Talas dan roti unyil khas Bogor.
Menurut Bapak
Ardhi, Depok belum memiliki Kebun Raya seperti ini. Kalaupun ada, itu adalah
lingkungan kampus UI dan bukan tergolong pada tempat wisata sehingga tidak
dapat disamakan dengan Kebun Raya Bogor yang lebih untuk publik. Saat ditanya
apa perbedaan Kebun Raya yang pertama kali ia datangi dengan sekarang, beliau
mengatakan bahwa kini ia melihat suatu penataan yang lebih baik, toilet yang
bersih dan mulai ke arah pengembangan wisata. “Itu ya saya lihat lagi ada
pembangunan ya. Semoga lebih bagus sih. Yang penting saya sama keluarga bisa
menikmati aja sih. Simpel aja kayak bawa tikar gini terus anak-anak bisa main
sepeda sama jalan-jalan” ujarnya.
Selain
itu salah satu faktor penting yang membuat beliau cenderung betah ketika
berlibur adalah tingkat kebersihannya. Jika kebersihan dari suatu tempat wisata
terjamin, beliau akan merasa lebih nyaman dan mau berlama-lama ditempat
tersebut. Apalagi tempat tersebut menawarkan konsep yang sifatnya lebih ke
alam. “Rasanya indah dan asri ya kalo alam tuh, apalagi kalo bersih. Rasanya
kayak di kampong aja gitu”. Akses dirasa juga menjadi faktor yang cukup utama
dalam penentuan tempat wisata. “Harapan saya sih ya aksesnya aja sih lebih
mudah kayak misalnya gak macet gitu lah ya. Kalo saya lagi di Bogor gini kan
menyenangkan ya. Gak jauh lah dari rumah, cukup setengah jam. Jadinya enak
dsini. Daripada di Jakarta aduh bosen saya. Masa di Jakarta macet, Bogor juga
macet kan bukan liburan malah nantinya”. Hal ini cukup dimaklumi karena beliau
pernah mempunyai pengalaman yang kurang menyenangkan saat ia berlibur bersama
keluarganya di The Jungle. Kala itu setelah selesai berlibur di kota Bogor,
Bapak Ardhi harus menempuh waktu sekitar dua jam untuk kembali kerumah yang
seharusnya dapat ditempuh hanya dengan waktu setengah jam. “Waktu itu macet
banget, mungkin orang Jakarta pada berlibur semua kesana terus akses jalan
kesananya memang agak sempit jadinya bikin kesel aja” ujarnya.
Setelah obrolan
tersebut saya mulai menanyakan soal keluhan yang selama ini muncul dalam
berbagai isu sosial kota Bogor yaitu angkutan umum yang terlalu banyak. Bapak
Ardhi memang juga merasakan adanya suatu ketidakteraturan dari angkutan umum di
kota Bogor. Menurutnya, kota Bogor cukup penuh dengan angkutan umum. Seharusnya
pemkot Bogor harus lebih menata kembali permasalahan tersebut. “Minimal
disortir lah ya, ada kuotanya gitu berapa banyak. Misalnya per trayek ada
seribu angkot. Yasudah jangan ditambah-tambah lagi. Kalo bukan untuk peremajaan
ya jangan. Intinya ya dilihat kebutuhannya aja lah” tambahnya. Namun,
menurutnya bukan berarti hal tersebut membuatnya urung untuk kembali ke Bogor karena
secara umum Bogor membuatnya berkesan dan menawarkan banyak wisata yang menarik
untuknya dan keluarganya. Terutama untuk Kebun Raya Bogor karena konsep alam
yang ditawarkan dapat membuatnya menghilangkan kepenatan atas pekerjaan
sehari-hari. Jika dibandingkan dengan kota lain, menurutnya kota seperti
Lembang, Bandung masih lebih baik dibanding Bogor. Namun karena jaraknya yang
jauh membuatnya urung ke sana saat weekend melainkan saat liburan panjang saja.
“Sekarang maunya yang deket-deket aja sih, males yang jauh-jauh. Yang penting
dapat lah alamnya daripada ke mall-mall gitu kan” tambahnya. Dari hal tersebut,
beliau berharap agar ke depannya Bogor menjadi lebih baik dari berbagai segi
terutama akses dan transportasi.
Sekian :)
Follow Instagram & Twitter
@Ifanjr
#bogorleisureproject
#gobogor
Terima kasih telah menyimak rangkaian kisah waktu luang informan saya di kota Bogor
Tunggu post saya selanjutnya hanya di
0 komentar