--------- Penjelajah Ulung --------- by Sindi Ifan (El Revisor Tendencia)

Penjelajah Ulung! Its a Trend Reviewer Blogsite (Share & Learn). Let's Be Yourself with New Perspective! :)

Suasana Baru Cerita Baru

By 13.04 , , , , , , , , , , , ,

Potret Waktu Luang Bapak Rifky



20 September 2015

Nama : Rifky Hidayutullah
Usia : 29 tahun
Domisili : Kampung Melayu, Jakarta Timur
Pekerjaan : Pegawai Hotel

Suasana Baru Cerita Baru

     
    Bapak Rifky merupakan seorang pegawai hotel di Jakarta. Saya mewawancarai beliau saat sedang menghabiskan waktu luangnya di salah satu cafe di kota Bogor. Café tersebut bernama Lemongrass yang akhir-akhir cukup terkenal di social media. Salah satu café yang kini tengah hype dan menjadi ikon tempat nongkrong kota Bogor. Ketika saya menghampiri untuk meminta beliau pendapat soal kota Bogor, beliau cukup welcome dan mau untuk memberikan komentar lebih jauh soal kota Bogor baik wisatanya maupun kulinernya. Beliau saat itu ke kota Bogor bersama pacarnya yaitu Ibu Tania Maulidina yang juga berasal dari Jakarta. Mereka berdua sama-sama sedang libur kerja kala itu dan sebelumnya sudah merencanakan bahwa hari itu mereka berdua akan berlibur di kota Bogor. Sejak penuturan itu, saya menjadi cukup penasaran mengapa pada akhirnya kota Bogor lah yang menjadi pilihan mereka berdua berlibur. Jika lebih spesifik lagi mengapa mereka memilih Lemongrass untuk mengisi waktu luang mereka dibanding tempat lainnya. Yuk mari kita ketahui lebih dalam apa yang mendasari mereka untuk berkunjung ke Bogor.

   “Bogor itu…nyaman buat liburan lah, buat refreshing pikiran aja. Kalo di Jakarta kan udara panas, debu, disini kan udara masih sejuk ya. Intinya sih sekalian cari suasana dan tempat-tempat yang baru”

    Kutipan tersebut adalah kalimat yang dikatakan oleh Bapak Rifky ketika saya menanyakan mengapa beliau memilih kota Bogor untuk dijadikan destinasi wisata Bapak Rifky bersama pacarnya. Menurutnya, baik kota maupun kabupaten Bogor memiliki keunikan tersendiri dibanding kota lainnya khususnya di wilayah Jabodetabek. Sehingga keunikan tersebut membuat dirinya cukup betah berada di lingkungan Bogor apalagi kini Bogor sudah berkembang cukup banyak dari pariwisatanya. Ketertarikan tersebut didukung oleh ajakan secara tidak langsung oleh teman-temannya yang sering update di social medianya ketika datang ke Bogor. “Banyak tuh teman saya yang share-share foto di social media pas lagi di Bogor, saya aja tau Lemongrass juga dari pacar terus dia ngeliatnya di Instagram sama Path. Jadinya kan penasaran aja terus cobain deh kesini”  

     Menurutnya, hal yang perlu dibenahi dari kota Bogor adalah dari segi transportasi umumnya khususnya angkot. Hal ini beliau garis bawahi karena sepanjang dirinya mengunjungi Bogor, hal yang cukup menyebalkan adalah angkot yang ugal-ugalan. Sehingga Bapak Rifky merasa bahwa angkutan umum hijau kota Bogor ini perlu untuk ditertibkan kembali.

      Ketika ditanya soal kesannya dari kota Bogor, beliau menjawab bahwa dia bersama pacarnya akan kembali ke kota Bogor jika mempunyai waktu liburan lagi nantinya. Bogor adalah kota yang cukup baik untuk refreshing apalagi kalo ketemu teman-teman lama. Bahkan saat pertama kali beliau ke Bogor, kata yang muncul dibenak dia adalah kata “Wah”. Namun, menurutnya daerah-daerah atau wisata alam di Kabupaten Bogor lebih menunjukkan kesan alam dibanding di kota Bogor. Kata “Wah” yang ia tunjukkan disitu adalah saat ketika dirinya sedang berlibur bersama keluarga di kawasan Puncak. “Saya waktu itu main ke Curug gitu, bagus terus semacam kayak suasana baru aja. Jakarta itu kan dimana-mana debu terus macet. Kalo di Curug orangnya lebih ramah-ramah terus baik”. Begitulah penuturan beliau ketika ditanya lebih dalam soal destinasi apa yang membuat ia merasa “Wah”.

          Mengenai tempat-tempat wisata yang telah dikunjungi oleh Bapak Rifky ketika di kota Bogor, beliau menjawab bahwa ia pernah ke Kebun Raya Bogor, Tajur dan daerah-daerah sentra industri Roti Unyil. Beliau saat ke Bogor, seringkali membeli oleh-oleh untuk dibawa pulang ke Jakarta. Salah satu alasan beliau ke Tajur adalah untuk membeli tas sebagai hadiah untuk orang tuanya. Ada cerita menarik ketika beliau membeli buah alpukat di kota Bogor. Saat itu dia membeli beberapa buah alpukat yang sangat membuat dirinya tertarik karena tingkat kematangannya sudah sangat baik. Namun, ketika sudah dibeli dan dibawa ke Jakarta, kondisi dalamnya tidak sebaik kulit luarnya sehingga disitu dia merasa tertipu oleh pedagang oleh-oleh tersebut.

       Obrolan kami lanjutkan ke topik soal destinasi wisata yang disukai oleh Bapak Rifky. Beliau cukup menyukai konsep wisata yang bertemakan alam. Itulah yang cukup mendasari mengapa dia cukup sering mengunjungi Bogor yang sedari dulu memang sudah identik dengan wisata alamnya. Hal ini cukup berbeda jika dibandingkan Ibu Tania yang lebih menyukai suatu wisata yang bersifat arsitektur atau bangunan-bangunan bersejarah. “Tapi, kita berdua bisa masuk ke masing-masing kok, jadinya gak harus maksain harus kea lam atau arsitektur gitu. Saya juga gak anti wisata yang alam cuman mungkin lebih sukanya yang selain alam, contohnya saya nih lagi pengen ke Ah Poong ya itu yang di Sentul ” tutur Ibu Tania.

         Dari kelanjutan pembicaraan tersebut, Ibu Tania juga mulai untuk menceritakan kesannya terhadap kota Bogor. Salah satunya adalah soal infrastruktur khususnya aksen menuju tempat wisata. Menurutnya, destinasi wisata disini agak sulit untuk ditempuh khususnya yang lebih bersifat alam. “Misalnya kayak masuk ke tempat wisata gitu, angkutan umum untuk masuk ke dalamnya itu kayak kurang aja. Angkotnya itu kayak gak menjangkau aja. Terus tanda arah jalan juga mungkin masih kurang, jadinya suka membingungkan” pungkasnya lebih dalam.  


         Soal harapan untuk pariwisata kota Bogor, Bapak Rifky berharap agar pemerintah lebih turun tangan untuk mengatur dan mengembangkan destinasi wisata khususnya dalam segi perawatan sampai pada kebersihannya. Kemudian Ibu Tania juga menambahkan bahwa pemerintah harus lebih bersifat kooperatif untuk membantu pariwisata lebih baik lagi. Beliau memberi contoh, sebut saja di kawasan Kebun Raya Bogor yang memiliki masalah dalam manajemen kebersihannya. Belum lagi permasalahan pohon-pohon yang sudah berusia ratusan tahun atau rentan untuk tumbang. Untuk itu diharapkan pemerintah agar lebih concern terhadap wisata-wisata yang masih kurang dalam segi pelayanannya.

Sekian :)

Follow Instagram & Twitter

#bogorleisureproject
#gobogor

@Ifanjr

Tunggu kisah informan lainnya hanya di

www.thediaryofsocialobserver.blogspot.com


You Might Also Like

0 komentar